Untuk konseptor IHMB
Dulu..... Sejak aku belajar tentang ilmu-ilmu kehutanan, hingga kini masih mempelajari cara-cara perhitungan kayu bulat. Keterkaitan dengan kayu bulat tersebut adalah materi pelajaran Ilmu Ukur Kayu. Semua rumusan/perhitungan kayu bulat di Indonesia yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan RI menggunakan rumusan Brereton (modifikasi rumus Huber) dengan dasar pemikiran lebih mengutamakan kosumen (under estimate). Rumusan tersebut juga berlaku untuk batang pohon yang diukur secara seksi (section).
Menelaah rumusan/perhitungan volume batang pohon pada IHMB (Inventarisasi Hutan Menyeluruh dan Berkala) tahun 2007 (p.34) dan direvisi tahun 2009 (p.33) yang digunakan untuk contoh (sample) pada perhitungan seksi (rumus Smalian) lebih menguntungan produsen (over estimate).
Vs = 1/2 . (Bp + Bu) . PBp & Bu = lbds bontos pangkal dan ujung
P = panjang batang
Selanjutnya lbds di kedua bontos dalam satuan m-kuadrat (m^2); hal.73, panjang seksi 2 meter (pohon hutan rimba). Volume kayu bulat adalah penjumlahan volume seluruh seksi batang kayu ybs.
Tetapi tidak ada penjelasan bagaimana :
1. memperoleh lbds kedua bontos, dengan pengukuran keliling. Bila terjadi kesulitan (menempel pada tanah) dilakukan penggalian. Apakah tidak ada cara lain, misal mengukur diameter saja. Apakah (a) diameter terpendek dan diameter tegaklurus terpendek, atau (b) diameter terpendek dan diameter terpanjang. Mungkin lebih bijak. Tentunya secara keseluruhan disesuaikan. Kenapa? Lihat pada Bab III (hutan rimba) dan Bab IV (hutan tanaman) untuk menentukan lbds yang diukur diameter dan bukan keliling.
2. Panjang seksi ditetapkan 2 meter; kenyataannya panjang batang (kayu bulat) tidak habis dibagi 2, maksudnya pada seksi (section) bagian ujung tidak selalu 2 meter; bisa kurang dari 2 meter.
Untuk jelasnya ketidak-jelasan yang dimaksud :
1. Penentuan Pohon-pohon Sampel (V.B. Tahap Pembentukan Persamaan Volume); p.33, hal-70. Bagaimana teknik pengambilan pohon sampelnya? Hanya dimisalkan 200 phn, kemudian 140 phn utk penyusunan model dan 60 phn utk uji validasi. Dst. Kalau misal 150 phn bagaimana? Apakah berati 105 phn utk penyusunan model dan 45 phn utk uji validasi? Dasar ilmiahnya tidak jelas.
2. Pengukuran dan Pengumpulan Data (V.B. Tahap Pembentukan Persamaan Volume); p.33, hal-71. Lihat sub d. Menghitung volume ..dst… (perhatikan kalimatnya).
Untuk menentukan lbds dikedua bontos menurut pemikiran kami sebagai berikut :
1. pengambilan sampel hendaknya didasarkan jumlah phn dalam 100 ha. Jumlah phn yang dijadikan sampel sebaiknya bersifat pewakil.
2. tidak ada ketentuan yang bersifat keharusan. Tetapi oleh Dephut utk IHMB ini ditetapkan adalah keliling. Berati untuk memperoleh lbds setinggi dada yang diukur adalah keliling dan bukan diameter. Dapat dilihat pada Bab III (hutan rimba) dan Bab IV (hutan tanaman).
3. Untuk mengatasi kesalahan konversi satuan ukuran (ini berdasarkan pengalaman temuan lapangan), maka cara perhitungan lbds bontos (B) yang didasarkan pengukuran keliling dengan rumus :
4. Panjang batang telah ditetapkan 2 meter (p.33, hal-71), maka bila :
P = panjang batang
Selanjutnya lbds di kedua bontos dalam satuan m-kuadrat (m^2); hal.73, panjang seksi 2 meter (pohon hutan rimba). Volume kayu bulat adalah penjumlahan volume seluruh seksi batang kayu ybs.
Tetapi tidak ada penjelasan bagaimana :
1. memperoleh lbds kedua bontos, dengan pengukuran keliling. Bila terjadi kesulitan (menempel pada tanah) dilakukan penggalian. Apakah tidak ada cara lain, misal mengukur diameter saja. Apakah (a) diameter terpendek dan diameter tegaklurus terpendek, atau (b) diameter terpendek dan diameter terpanjang. Mungkin lebih bijak. Tentunya secara keseluruhan disesuaikan. Kenapa? Lihat pada Bab III (hutan rimba) dan Bab IV (hutan tanaman) untuk menentukan lbds yang diukur diameter dan bukan keliling.
2. Panjang seksi ditetapkan 2 meter; kenyataannya panjang batang (kayu bulat) tidak habis dibagi 2, maksudnya pada seksi (section) bagian ujung tidak selalu 2 meter; bisa kurang dari 2 meter.
Untuk jelasnya ketidak-jelasan yang dimaksud :
1. Penentuan Pohon-pohon Sampel (V.B. Tahap Pembentukan Persamaan Volume); p.33, hal-70. Bagaimana teknik pengambilan pohon sampelnya? Hanya dimisalkan 200 phn, kemudian 140 phn utk penyusunan model dan 60 phn utk uji validasi. Dst. Kalau misal 150 phn bagaimana? Apakah berati 105 phn utk penyusunan model dan 45 phn utk uji validasi? Dasar ilmiahnya tidak jelas.
2. Pengukuran dan Pengumpulan Data (V.B. Tahap Pembentukan Persamaan Volume); p.33, hal-71. Lihat sub d. Menghitung volume ..dst… (perhatikan kalimatnya).
Untuk menentukan lbds dikedua bontos menurut pemikiran kami sebagai berikut :
1. pengambilan sampel hendaknya didasarkan jumlah phn dalam 100 ha. Jumlah phn yang dijadikan sampel sebaiknya bersifat pewakil.
2. tidak ada ketentuan yang bersifat keharusan. Tetapi oleh Dephut utk IHMB ini ditetapkan adalah keliling. Berati untuk memperoleh lbds setinggi dada yang diukur adalah keliling dan bukan diameter. Dapat dilihat pada Bab III (hutan rimba) dan Bab IV (hutan tanaman).
3. Untuk mengatasi kesalahan konversi satuan ukuran (ini berdasarkan pengalaman temuan lapangan), maka cara perhitungan lbds bontos (B) yang didasarkan pengukuran keliling dengan rumus :
B = (7/880000).K^2 m^2 (K tetap dalam cm)
4. Panjang batang telah ditetapkan 2 meter (p.33, hal-71), maka bila :
a. seksi bagian ujung sepanjang 1 meter atau lebih, maka dijadikan seksi berikutnya. Misal panjang batang 11,4 m; berarti diperoleh 6 seksi. Seksi terakhir sepanjang 1,4 m.
b. seksi bagian ujung kurang dari 1 meter, maka dimasukkan/digabung ke seksi sebelumnya. Misal panjang batang 12,7 m; berarti diperoleh 6 seksi. Seksi terakhir sepanjang 2,7 m.
Vs1 = 1/2.(Bp + B12).P1(m) M3
Vs2 = 1/2.(B12 + B34).P2(m) M3
------------------- dst ------------------
Vsn = 1/2.{B(n-1,n) + Bn}.Pn(m) M3
Volume kayu bulat (seluruh seksi) diperoleh :
Vss = (Vs1 + Vs2 + ….. + Vsn) M3
Sebenarnya banyak lagi yang lainnya. Tapi dua point di atas cukup mengggugah dan memang berkaitan dengan bidang yang saya geluti.
Sebagai masukan bahwa ada baiknya IHMB untuk hutan rimba dan hutan tanaman dipisahkan (dijadikan 2 buku pedoman). Mengapa? Disamping mengatasi ketebalannya, juga untuk mengatasi kesalahan membaca/memahami saat membuka halaman yang ditelaah.
Semoga IHMB dapat berjalan mulus hingga 10 tahun ke dapan dan berlanjut ke 10 tahun kedua. Karena IHMB bagai anak kecil yang dipaksakan untuk berlari. Kita tunggu bersama bukti nyatanya.
Salam rimbawan
A2karim
0 comments:
Post a Comment